Aku mengencangkan sabuk pengaman ketika pramugari Qatar Airways memberikan instruksi bahwa pesawat sebentar lagi akan tinggal landas. Semakin kukencangkan sabuk semakin sakit juga perasaan yang kurasakan. Rasanya semangatku hilang seiring pesawat mulai terbang. perasaan hampa yang dalam seiring dengan bahagia yang menguap entah kemana.

Beasiswa LPDP adalah beasiswa bergengsi yang banyak diminati oleh mahasiswa dan pekerja Indonesia. Tidak mudah untuk mendapatkan beasiswa ini. Dan bila mereka meninggalkan Indonesia untuk memperbaiki diri dan mencetak cita-cita gemilang, maka aku berangkat lebih sekedar karena untuk memperbaiki hati dan mengembalikan asa yang terputus dimana-mana.

“Kamu pasti akan menyukai negara ini”. Aku mengingat kembali pesan WA dari Eka, sahabat SMAku yang sekarang stay di Belanda dan menikah dengan warga lokal disana. “Banyak yang akhirnya tidak kembali ke Indonesia, dan memilih untuk tinggal di Belanda selamanya. Kaya akuuuu ” Eka melanjutkan ceritanya. “Aku akan menjemputmu di bandara. Tinggalah beberapa hari di Amsterdam, nanti aku akan mengantarmu ke Leiden” Eka menutup pesannya.

Aku menutup mataku yang perlahan. Kubayangkan saat ini Sena sedang berdiri di depan pintu apartement Lita, lalu pulang dengan hampa dan luka karena tak menemukanku disana. Maafkan aku Sen.. mataku mulai memanas.

  Cerita #8 - Perasaan Yang Salah Eps. 07

“Are u ok miss? Can I help you?” Seorang pramugari menyapaku ramah. Aku menggeleng sambil tersenyum. Dia menawariku berbagai macam minuman, dan aku memilih segelas jus apel dingin.

“Mbok.. Jus apel Niken mana? Ko jadi ada susu coklat disini?” Aku bertanya kebingungan. “Mas Sena nyuruh simbok buat ganti jus apel non pake susu coklat” kata mbok Darmi sambil terkikik.
“ihhh apaan sih.. Mas!! Kenapa Niken disuruh minum susu coklat? Ini kan lemak dan kalorinya banyak!”
Aku protes pada Sena yang hilir mudik di sekitar meja makan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Eh bocah, kamu ga liat badanmu udah kaya congcorang? Sudah diminum susunya! Biar pertumbuhan bulu ketekmu maksimal.” Sena berkata sambil berlalu, ibu terkekeh dan bapa geleng-geleng kepala melihat pemandangan seperti ini setiap pagi.

Mengingatnya refleks kusingkirkan jus apel pemberian pramugari. Aku tak berminat lagi.

Aku menyusuri bandara Doha. Ada waktu sekitar satu jam untuk transit sebelum melanjutkan perjalanan ke bandara Schiphol. Iseng kubuka aplikasi WA. Nama Sena tak ada lagi disana. Tapi aku menemukan pesan dari ibu. “Bila kalian sudah bisa memperbaiki diri, pulanglah ke rumah Nak..” Pesan ibu. Aku tau dia pasti merindukanku. “Suatu saat Niken akan pulang bu, setelah Niken menyelesaikan semuanya. Jaga kesehatan ibu, salam hormat buat bapa” Jawabku dengan dada sesak.

“Nikeeeennn.. oh my God, ko bisa kamu secantik ini?” Eka memelukku sambil mengamati dari ujung kaki ke ujung rambut. Sudah hampir 5 tahun kami tidak bertemu. Hayu kenalin ini Andrew suamiku “Hallo” sapanya ramah dan aku membalasnya dengan senyuman manis.

  Cerita #6 - Perasaan Yang Salah Eps. 05

Udara dingin langsung menyergap kulitku ketika aku mulai keluar dari bandara. Di bulan maret meski salju telah pergi tapi cuaca masih di sekitar 8-10 derajat celcius. Beberapa tumbuhan mulai bersemi. Indah sekali. Tiba-tiba aku mulai merasakan aura positif di negeri ini. Selamat datang dunia baru.

“Sena sore tadi kesini’ Lita mengirimkan pesan. ‘Lalu?” tanyaku. “Aku berkata kamu sudah tidak tinggal disini lagi. Entah besok aku harus jawab apa kalau dia bertanya lagi” jawab Lita.

“Kamu sahabat terbaikku Lita. Bantu aku agar Sena tidak bisa menemukanku” Pintaku penuh harap.

“Sayang.. kamu mengingkari janji. Aku tak menemukanmu di apartement Lita. Tapi tak apa. Aku memaafkanmu. Pergilah kemana kamu mau, tapi sebentar saja, jangan lama-lama. Aku bingung kalau harus berlama-lama jauh dari kamu. Btw anggrekmu semakin bermekaran. Aku setiap pagi menyiramnya. Mereka sekarang nampak semakin cute dan menggemaskan. Sepertinya karena kebanyakan mecin haha… Segera pulang ya! Aku rindu. Aku janji tak akan mengganti jus apelmu dengan susu coklat lagi” Kubaca pesan panjang WA dari nomer yang berbeda. Tapi aku tau itu dari Sena.

Seketika kukeluarkan kartu telepon selularku, dan dengan mantap kupatah menjadi dua.

Maaf Sena.

Bersambung..

Sebelumnya Episode 3Selanjutnya Episode 5

Diambil Dari Group Facebook Dengan Penulis : Yayuk Hartini

Similar Posts

3 Comments

  1. […] Sebelumnya Episode 4 – Selanjutnya Episode 6 […]

  2. […] Sebelumnya Episode 4 – Selanjutnya Episode 6 […]

  3. […] Sebelumnya Episode 2 – Selanjutnya Episode 4 […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *