“Kami pasti merindukanmu” Pak Brian mengacak2 rambutku lembut, dilanjutkan dengan pelukan hangat Lita, jabat tangan seluruh penghuni kantor, dan mang Ohan OB kesayangan yang mendatangiku lengkap dengan segelas kopi hitam kental kesukaan. “Mbak Niken, ini kopi terakhir dari saya, mungkin dua atau tiga tahun lagi saya baru bisa kembali membuatkan kopi hitam ini buat mbak” Mang Ohan menyerahkan segelas kopi hitam itu dengan tulus. Aku terharu. Begitu banyak yang menyayangiku disini, rasanya enggan beranjak pergi, tapi begitu berat bila aku harus tetap bertahan disini.

Seluruh barang-barangku sudah kukemas, Lita menyerahkan kunci apartemennya padaku. “Pulanglah duluan, aku akan pulang sebelum kamu berangkat ke bandara” lanjutnya.
Sejak meninggalkan hotel, aku memang memilih untuk menumpang di apartement Lita.

“Terimakasih atas kebaikan kalian” aku menyeka air mataku “Setelah selesai study, saya akan segera kembali kesini. Ohiya, jika ada yang bertanya saya kemana, terutama keluarga saya, tolong jangan beritahu apapun. Bilang saja saya pindah divisi” Lanjutku dengan diiringi tatapan keheranan dari seluruh penghuni kantor.
Aku segera pamit pulang sebelum mereka memberondongku dengan banyak pertanyaan.

  Cerita #1 - Sakitnya Dikhianati ?

Kuamati berbagai botol perlengkapan pribadi di rak-rak yang berjejer di sebuah swalayan. Kupilih beberapa perlengkapan seperti odol, deodorant, lotion dan beberapa benda lain yang ukurannya tidak lebih dari 100ml agar tidak bermasalah dan bisa kubawa ke kabin pesawat. Penerbangan panjang ke luar negeri memang mempunyai aturan ketat sehubungan dengan barang bawaan penumpang.

Segera kulangkahkan kaki menuju meja kasir untuk membayar barang-barang yang kubeli.
Kuangkat troly belanjaan tapi mataku tertumbuk pada sebuah sosok yang memandangku tajam. Diva.

Terus terang aku menjadi cemas dan panas dingin. Aku merasa seperti istri simpanan yang kepergok oleh istri tua. Diva melangkahkan kaki ke arahku. Aku terdiam menunggu. Aku pasrah bila dia melakukan persekusi atas kelancanganku merebut tunangannya yang sekaligus kakakku.

“Aku sudah tau semuanya” Diva memandangku tajam. Aku menunduk. “Aku tidak menyangka” lanjutnya sinis. “Maafkan aku Diva. Aku berjanji akan segera menjauh dari kalian” jawabku sambil menunduk.
Diva memalingkan wajah lalu menatapku dingin “Kalau kamu benar-benar cinta dia, seharusnya kamu perjuangkan” Lanjutnya datar dan pergi meninggalkanku tanpa ekspresi.
Aku terbengong-bengong. Bingung mencerna apa yang barusan dikatakan oleh Diva.

  Cerita #7 - Perasaan Yang Salah Eps. 06

Tingtong… “Sebentar Lita” jawabku nyaring. Aku segera membuka pintu apartement “Ko sudah pul.. ” Aku tak melanjutkan kalimat setelah aku melihat sosok tegap berdiri di depan pintu yang sigap menahan pintu yang refleks kututup.
Dia langsung masuk ke dalam dan merengkuhku kuat sambil menutup pintu. “Tolong sayang jangan menghukumku seperti ini” Ujarnya bergetar.
Aku tak kuat untuk melepaskan diri dari pelukannya. Ada rindu dan perasaan hangat sekaligus takut yang menjalari dan membuatku tak berdaya.

“Lepaskan Sena. Kamu sudah berjanji pada bapa dan ibu” lanjutku.
“Aku hampir gila karena merindukanmu. Ayo kita menghadap papa, aku akan memperjuangkanmu. Aku ga sanggup untuk kehilangan” Bisiknya bergetar.

Aku meronta, tapi dia semakin kuat memelukku. “Jangan buat aku begini Ken. Aku ga akan sanggup” Lanjutnya. “Aku mencarimu kemana-mana, telponmu tak pernah aktif, berulang kali aku kerumah bule Dian tapi aku tak berhasil menemukanmu. Kamu pikir aku melupakanmu setelah aku lebih memilih papa dan mama. Kamu pikir aku mnghilangkan semuanya? Aku hancur Ken!” Sena memberondongku dengan kalimat-kalimat yang mungkin sudah tertahan sekian lamanya.

Aku menangis sesenggukan, Sena mendudukanku di kursi, berlutut dihadapanku. Pemandangan ini sekilas mengingatkanku pada masa kecil dimana anak laki-laki komplek mengisengiku dengan membully menggunakan ucapan ‘Anak Pungut’.
Sena akan segera datang menenangkanku, mendudukanku dan menunggu tangisku reda. Lalu dia akan mengejar anak komplek nakal yang lari tunggang langgang ketakutan.
Sena, kakakku, kekasihku yang manis.

“Jangan terlalu kuat menghukum diri kita sayang, semua pasti ada jalan keluarnya” Sena memandangku lekat. Perlahan dia membelai rambutku lembut, menghapus air mata di pipiku dengan jemarinya, mencium keningku, wajahku, mataku, bibirku.. Aku tak kuasa untuk menolak. Rindu ini tak bisa dibendung, tapi akal sehatku masih bekerja dengan baik.

“Pergilah Sena. Tak adil bila aku harus egois dengan mengorbankan perasaan bapa dan ibu. Bila kita berpisah, aku tak akan kehilangan mereka, juga kamu sebagai sosok kakakku. Tapi bila aku memilihmu, aku akan mengorbankan banyak hal” lanjutku tertahan.

  Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Di Bank BJB

Sena menunduk. Meletakan kepalanya pasrah dilututku.
“Aku yakin bersama waktu papa dan mama akan menerima kita” jawabnya pelan.

“Dan aku yakin bersama waktu, demi mereka kita juga bisa sama-sama melupakan” sanggahku.

Sena mengacak-ngacak rambutnya gusar. Tuhan aku tak pernah bisa kuat melihat pemandangan ini.

“Pulanglah Sena. Aku harus segera kembali ke kantor” ujarku dengan sedikit berbohong.
Sena tak bergeming. diraihnya tanganku, dikecupnya berulang-ulang. Entah berapa rindu yang ditanggungnya setelah dua minggu tak bertemu denganku.
“Aku akan sering-sering menemuimu disini” Sena berujar lembut. Aku mengangguk sambil mengalihkan pandangan. Tak sanggup rasanya membayangkan perasaan Sena yang tak kan lagi mendapatiku disini keesokan hari.

Aku mengantarnya ke pintu, dia meraih tubuhku dalam peluknya. “Sudah lama tidak ada yang melamun dipelukanku” Candanya. Aku mencubit pinggangnya lembut dan dia semakin mengencangkan pelukannya.
“Kamu kurusan” Lanjutnya “Dipandanginya wajahku, diusapnya lembut bibirku” dan sebelum aku semakin tak berdaya aku segera membukakan pintu untuknya.

“Ken, pulanglah ke rumah. Mama sangat kehilangan. Mama membaca suratmu lebih dari sepuluh kali sehari” lanjutnya.

Lagi-lagi aku memandangnya tak berdaya. Sedih tak terkira.

Bersambung..

Sebelumnya Episode 2Selanjutnya Episode 4

Diambil Dari Group Facebook Dengan Penulis : Yayuk Hartini

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *