Namaku Sari, aku gadis biasa bukan perempuan yang cantik dan mempesona. Aku juga bukan berasal dari keluarga kaya, aku yatim piatu sejak kecil. Saat ini aku hanya tinggal bersama nenekku. Aku cuma lulusan SMA dan bekerja disebuah pabrik.

Aku juga heran apa yang membuat Nasir tertarik padaku? Saat pertama bertemu, waktu aku main ke rumah uwa ku. Kebetulan rumah uwa ku tak jauh dari rumahnya. Dia langsung tertarik padaku dan tak lama setelah berkenalan dia langsung melamarku.

Setelah lima tahun menikah, aku telah dua kali hamil dan melahirkan tapi kedua anakku meninggal setelah usia setahun lebih. Saat ini aku tengah hamil anak ketiga, disinilah badai mulai menghantam rumah tanggaku.

Sejak kedatangan perempuan itu ke rumah, seorang janda cantik bernama Nia, dia adalah seorang wanita karir. Kakak iparku lah yang telah mengenalkan perempuan itu kepada suamiku.

Sejak itu sikap suamiku berubah dia mulai kasar kepadaku, ada saja salahku dimatanya. Kadang hanya masalah sepele saja bisa membuat kami bertengkar. Suamiku semakin dekat dengan Nia mereka sering pergi bareng dan pulang sampai larut malam. Kalau aku bertanya mereka pergi kemana suamiku marah.

  Cerita #9 - Perasaan Yang Salah Eps. 08

Suatu hari aku mendengar percakapan antara suami dengan ibu dan kakak perempuannya.

“Sudahlah Nasir ceraikan saja istrimu, kalian sudah tidak cocok setiap hari bertengkar terus. ” kata ibu mertuaku.
“Iya mendingan kamu menikah saja dengan Nia dia cantik karirnya bagus, daripada istrimu ga bisa diandalkan ngurus anak aja dia ga becus makanya kedua anak mu meninggal. ” kata kakak iparku menimpali.

Ya Allah tega sekali mereka berkata seperti itu, disaat aku sedang hamil mereka malah menghasut suamiku agar menceraikanku dan menikah dengan wanita lain. Memang sejak awal menikah mereka tidak suka padaku, tapi aku tidak menyangka mereka bisa sejahat itu.

Sejak menikah aku memang memutuskan untuk berhenti bekerja karena aku ingin fokus mengurus suami dan anakku. Kalaupun kedua anakku meninggal itu bukan salahku tapi kehendak Allah karena Dia yang bekuasa atas hidup mati seseorang.

Aku hanya bisa menangis di dalam kamar mendengarkan mereka terus membicarakan keburukanku dan membujuk suamiku agar menikahi Nia.

  Cerita #8 - Perasaan Yang Salah Eps. 07

***
Prang…
Suamiku membanting mangkok yang berisi masakanku.
“Apaan nih ga becus masak hambar begini. ”
Lalu dia pergi meninggalkan ku yang hanya bisa menangis melihat kelakuannya.

***
Jam menunjukkan pukul 02.00 suamiku belum juga pulang, tak lama ku dengar suara pintu dibuka. Aku segera menghampirinya dan bertanya padanya.
“Darimana saja kamu bang, kenapa baru pulang? ”
“Bukan urusanmu. ”
Katanya sambil terus saja melangkah masuk ke kamar.
“Aku ini istrimu bang wajar kalau aku bertanya, kamu pergi dengan Nia ya? ”
“Kalau iya memang kenapa? ”
“Kalau kamu memang mencintai dia dan ingin menikah dengannya terserah kamu, tapi ceraikan aku dulu. ”
“Oke kalau itu maumu, kita cerai. ” katanya mantap.
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi,hanya air mata yang mengalir deras bak anak sungai. Hatiku hancur berkeping-keping. Rumah tangga yang aku bina selama lima tahun runtuh dalam sekejap mata.

***
Akhirnya aku resmi bercerai dan sekarang aku tinggal dirumah uwa ku karena nenekku sudah meninggal dua tahun yang lalu. Kesedihan masih menyelimuti hatiku namun aku harus bangkit demi anak yang sebentar lagi akan ku lahirkan.

  Cerita #2 - Perasaan Yang Salah Eps. 01

“Mau ditemani suaminya bu?” tanya bidan yang membantu persalinanku.
“Tidak bu, aku sudah pisah dengan suamiku. ”
“Yang sabar ya bu, maaf saya tidak tau. ” kata bu bidan merasa bersalah.
” Tidak apa-apa bu. ”
“Tega sekali suami ibu,istri lagi hamil malah diceraikan. ”
“Yah mau bagaimana lagi bu suamiku tergoda dengan wanita lain. “

Setelah melalui proses yang melelahkan bayiku lahir, bayiku perempuan. Ini anak perempuan pertamaku karena sebelumnya kedua anakku laki-laki. Bu bidan langsung memberi nama pada bayiku “Prihatini” biar prihatin dengan keadaan ibunya. ” Ujar bu bidan.

Aku tersenyum getir, berharap masih ada setitik asa untukku meraih bahagia. Allah tidak tidur, aku yakin suatu saat nanti akan ada balasan untuk mereka yang telah menzholimiku.

Penulis : Raisa Kamila

Sumber : Komunitas Bisa Menulis

Similar Posts

1 Comment

  1. […] Sebelumnya Episode 1 – Selanjutnya Episode 3 […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *